Penerapan K3 Konstruksi Bagi Perusahaan dan Tenaga Kerja

k3 konstruksi

Strategi Penerapan K3 pada Kegiatan Konstruksi

Penerapan K3 Konstruksi sangat penting untuk di lakukan karena proyek konstruksi bangunan memiliki tingkat intensitas kerja yang sangat tinggi, disebabkan oleh batasan waktu penyelesaian yang ketat. Umumnya, proyek konstruksi memiliki jangka waktu kerja yang terbatas, biasanya berlangsung dalam hitungan bulan atau beberapa tahun. Namun, proyek-proyek besar terkadang memerlukan waktu hingga belasan tahun untuk diselesaikan. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam proyek ini sangat besar, melibatkan banyak pekerja kasar dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah. 

Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, diperlukan berbagai disiplin ilmu dan keterampilan yang beragam. Peralatan yang digunakan bervariasi, mulai dari alat kerja tangan hingga teknologi tinggi, serta penggunaan alat berat, material, dan tenaga kerja yang memiliki mobilitas yang tinggi. Maka dari itu Strategi Penerapan K3 Konstruksi sangat penting dilakukan guna mencegah kejadian yang tidak di inginkan.

Jenis-jenis bahaya pada kegiatan konstruksi

Pekerjaan di area proyek terutama konstruksi memiliki banyak bahaya, lalu bahaya apa saja yang mungkin bisa terjadi, berikut beberapa jenisnya :

  • Physical Hazards yaitu faktor kimia yang berupa kekeringan, suhu, cahaya, getaran radiasi.
  • Chemical Hazards yaitu faktor kimia yang dapat berupa bentuk padat, cair dan gas.
  • Electrical Hazards yaitu bahaya sengatan listrik, kebakaran karena listrik karena banyaknya instalasi listrik yang bersifat sementara dan kadang kadang tidak terkendali.
  • Mechanical Hazards yaitu bahaya kecelakaan yang diakibatkan oleh peralatan kerja tangan, mesin / pesawat sampai kepada alat berat.
  • Physiological Hazards yaitu yang berkaitan dengan aspek kerja, pekerjaan yang monoton yang membuat kejenuhan, lokasi tempat kerja yang sangat terpencil sehingga membuat kebosanan dan lainnya.
  • Biological Hazards Yang disebabkan oleh serangga, bakteri, virus, parasit, dan lainnya.

Unsur-unsur terkait pada kegiatan konstruksi bangunan

K3 Konstruksi dalam penerapan di pekerjaan proyek memiliki sejumlah unsur penting yang saling terkait dan berperan besar dalam keberhasilan dan kelancaran proyek. Setiap unsur ini memengaruhi keselamatan, kualitas, efisiensi, dan keberlanjutan dari proyek tersebut. Berikut adalah unsur-unsur utama dalam kegiatan konstruksi bangunan:

  • Pemilik proyek Pemilik proyek adalah penyandang dana sebagai pemilik yang memberikan kepercayaan kepada kontraktor untuk melaksanakan kegiatan suatu proyek
  • Kontraktor adalah perusahaan jasa konstruksi yang diberi kepercayaan oleh pemilik proyek untuk mengerjakan suatu kegiatan proyek
  • Sub-kontraktor adalah perusahaan jasa yang membantu berbagai macam tugas kontraktor dalam kegiatan proyek konstruksi
  • Pekerjaan proyek adalah para pekerja yang bekerja pada kegiatan proyek
  • Pekerja subkon adalah para pekerja dari penambahan subkon tertentu yang berada di proyek
  • Pemasok adalah perusahaan yang bekerja di bidang jasa yang mensuplai barang-barang / alat-alat kebutuhan proyek konstruksi
  • Masyarakat adalah masyarakat atau yang dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan proyek konstruksi dalam berbagai macam
  • Instruksi  teknis   adalah   pemerintah   yang   terkait    dengan kegiatan proyek konstruksi bangunan baik dalam bentuk administratif maupun terkait.

Strategi Penerapan K3 pada Proyek Konstruksi

Strategi Penerapan K3 Konstruksi dalam proyek konstruksi dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut:

  1. Identifikasi Setiap proyek konstruksi memiliki karakteristik yang unik, seperti pembangunan gedung bertingkat, bendungan, atau pabrik. Lakukan identifikasi terhadap potensi bahaya dan polusi yang mungkin timbul selama kegiatan konstruksi. Buatlah pemetaan potensi bahaya berdasarkan area atau jenis kegiatan yang dilakukan.
  2. Evaluasi Setelah identifikasi, lakukan evaluasi terhadap potensi bahaya untuk menentukan prioritas berdasarkan penilaian risiko.
  3. Pengembangan Rencana Berdasarkan hasil identifikasi dan evaluasi, susunlah rencana pengendalian dan pencegahan kecelakaan. Terapkan standar manajemen keselamatan kerja (SMK3) dan rencanakan program-program K3 yang akan dilaksanakan dalam bentuk elemen kegiatan.
  4. Implementasi Siapkan rencana kerja yang telah disusun untuk melaksanakan konsep pengendalian dengan efektif. Sediakan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung program K3 dan buat kebijakan K3 yang terintegrasi.
  5. Pemantauan Rancang program untuk memantau pelaksanaan K3 guna memastikan bahwa semua program telah dilaksanakan dengan baik. Lakukan audit internal dan inspeksi yang sesuai dengan kondisi setempat.

Baca Selengkapnya Pelatihan K3 Konstruksi yang dapat sahabat ikuti :

1 thought on “Penerapan K3 Konstruksi Bagi Perusahaan dan Tenaga Kerja”

  1. Pingback: Ahli Madya K3 Konstruksi

Comments are closed.